Kok Masih Bisa Bahagia Walau Dihina?
termen.curhat
Apakah Memaafkan Orang Lain Ada Batasnya?
termen.curhat
Apakah Memaafkan Orang Lain Ada Batasnya?
termen.curhat
Ada cerita menarik dari sebuah suku di Afrika. Jika ada seorang warga tertangkap tangan mencari barang milik orang lain, maka pencuri ini tidak dipukulin atau dihajar oleh massa warga setempat. Lantas apa yang mereka lakukan kepada pencuri ini? Mereka justru merasa kasihan dengan pencuri ini dan mereka merasa turut bersalah.
Karenanya, mereka justru menyumbangkan makanan dan benda lainnya kepada si pencuri agar ia hidup cukup dan tidak mencuri lagi. Tentu budaya seperti ini sangat mengagumkan, mereka tidak menghukum orang yang bersalah, tetapi justru mengampuninya dan menolongnya agar tidak terjatuh lagi ke dalam kesalahan yang sama.
Anda pasti pernah denger istilah, forgiven but not forgotten. Kita maafkan, tapi tidak akan kita lupakan. Kita maafkan kesalahamu, tapi tindakanmu yang melukai hatiku, tidak akan pernah kulupakan. Sejumlah survei juga menemukan, hal yang paling sulit dilakukan oleh seseorang adalah memaafkan kesalahan orang lain. Mungkin di luar kita bisa berpura-pura memaafkan dengan bersikap baik, tetapi berbeda dengan yang ada di dalam hati.
Hati masih penuh kebencian dan jika ada kesempatan ingin rasanya membalas dendam. Minimal kalau orang yang menyakiti kita mendapatkan musibah, kita turut bersorak dengan mengatakan, “Syukurin loe”…Mengapa sih memaafkan itu begitu sulit? Bahkan untuk kesalahan-kesalahan yang sangat kecil sekalipun yang dilakukan oleh orang lain kepada kita? Mengapa kita bisa kuat membawa beban rasa benci kemana-mana, bahkan ada yang seumur hidupnya?
Apa Anda ada masalah?
Mau cerita, tapi tidak tahu kepada siapa?
Yuk curhat! Silakan klik salah satu di antara 3 tombol di bawah ini:
Post comments
This post currently has no comments.